Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta pihak PT Pelindo III segera menyelesaikan pembangunan Pelabuhan Benoa dan meminta semua sesuai dengan jadwal pengerjaan yang sudah direncanakan.
Dalam kunjungan kerja di Bali Menko Kemaritiman menengok persiapan infrastruktur untuk digunakan dalam gelaran IMF-World Bank Annual Meeting Tahun 2018 sekaligus menengok beberapa proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan seperti Pelabuhan Benoa dan Bandara Buleleng Celukan Bawang.
Dalam kunjunganya di Pelabuhan Benoa yang dekat dengan Pelabuhan Celukan Bawang, Luhut sempat menyinggung dan agak geram karena pengerjaan dikesan terlalu lambat dan seharusnya bisa lebih cepat.
“Kalau terus begini gak bagus untuk republik kita. Harusnya bisa lebih cepat selesai, itu saja. Tapi saya kira overall mereka masih kerja oke. Ini juga masih sesuai target walaupun menurut saya agak sedikit terlambat. Tapi mereka bilang September akan selesai,” ungkapnya kepada awak media di Dermaga Timur Terminal Internasional Pelabuhan Benoa.
Walaupun memang pada dasarnya tidak ada keterlambatan secara prosedur dan jadwal perencanaan, menurut Luhut harusnya jika bisa lebih cepat kenapa tidak.
Menurut Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Pelabuhan Indonesia (Pelindo III), Husein Latief, mengatakan untuk pengerjaan proyek Pelabuhan Benoa yang paling penting saat ini ada dua pekerjaan yakni pekerjaan sisi laut dan pekerjaan sisi darat.
Proyek yang menelan anggaran sekitar Rp 1,7 triliun ini akan dikebut hingga awal September 2018 sebelum dimulainya gelaran acara Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia akan digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) 8-14 Oktober 2018 dihadiri sekitar 15 ribu delegasi dari 189 negara.
Gelaran acara ini akan membawa nama baik Indonesia dimata Negara lain, jangan sampai citra dan nama baik Indonesia berkesan buruk dimata para delegasi dari berbagai Negara tersebut.
Luhut juga meminta berbagai proyek infrastruktur yang berada di Bali harus selalu dipantau dan benar-benar sesuai dengan prosedur yang telah distejui, kondisi ini menjadi perkembangan yang nantinya bisa dirasakan oleh masyarakat Bali kedepanya dari berbagai sektor karena pemanfaatan infrastuktur penunjang.