Silicon Valley, wilayah terkenal di Amerika Serikat yang menjadi pusat teknologi dan inovasi, telah melahirkan berbagai perusahaan hi-tech dan start-up ternama di dunia. Salah satu orang sukses yang pernah berkarier di sana adalah Ferry Sutanto, seorang pria berdarah Bangka-Kalimantan. Lebih dari 10 tahun, Ferry berkarier di Silicon Valley sebelum akhirnya pulang ke Indonesia dan membangun start-up bernama G2Academy.
Ferry mengaku passion-nya di dunia teknologi sudah terlihat sejak remaja. Sejak kelas 3 SMP, ia merasakan serunya bermain game simulasi basket di rumah temannya. Selain itu, karakter geek dan kegemarannya belajar sejak kecil juga membentuknya menjadi individu yang selalu ingin tahu lebih banyak tentang teknologi.
Dalam perjalanannya menggeluti dunia teknologi, Ferry Sutanto tak pernah gentar dengan keterbatasan dan tantangan. Ia menekuni kursus pemrograman di Pertokoan Duta Merlin, Jakarta Utara, yang saat itu merupakan satu-satunya tempat kursus pemrograman di Jakarta. Di sana, ia mulai mengejar mimpi dan mencari tahu lebih banyak tentang pembuatan dan pengembangan game.
Kebetulan, saat lulus SMA pada tahun 1991, Ferry mendapatkan firasat bahwa komputer akan menjadi kebutuhan semua orang di dunia. Dalam keyakinannya itu, ia memilih untuk mengejar jurusan Computer Science selama kuliah. Keputusan ini memicu pertanyaan dan pertentangan dari orang tuanya, tetapi Ferry tetap teguh dengan pilihannya.
Berbekal semangat dan tekad, Ferry Sutanto kemudian berkesempatan untuk kuliah di Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan pendidikan di George Washington University, ia pindah ke The University of Texas di Austin untuk mengejar passionnya di bidang teknologi digital. Meskipun Bahasa Inggrisnya masih pas-pasan, Ferry tak gentar dan terus mencari tantangan dengan bekerja paruh waktu di perusahaan teknologi.
Setelah hampir 11 tahun berkarier di Silicon Valley, Ferry merasa butuh tantangan baru dan akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Ia bekerja di Blibli.com sebelum akhirnya membangun start-up sendiri bernama grya.co.id. Meskipun sempat mengalami kegagalan dalam bisnis tersebut, Ferry tidak menyerah dan terus mencari peluang baru.
Pada tahun 2018, G2Academy lahir dengan menawarkan kelas-kelas pendidikan dan pelatihan di bidang teknologi. Tantangan demi tantangan dihadapi dan Ferry Sutanto pun memperluas bisnisnya dengan menyediakan inovasi dan solusi teknologi. Dengan pendekatan yang diversifikasi, G2Academy berhasil bertahan di tengah situasi startup winter.
G2Academy yang awalnya hanya dikelola oleh Ferry dan beberapa freelancer, kini telah berkembang dan menaungi lebih dari 100 karyawan. Ferry pun memiliki visi besar untuk G2Academy, termasuk pertumbuhan pendapatan hingga 3-4 kali lipat dalam 3 tahun ke depan. Perjalanan Ferry Sutanto, dari remaja yang gemar bermain game hingga membangun start-up sukses, menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tak pernah berhenti bermimpi dan berusaha keras mencapai kesuksesan. Dengan tekad yang kuat dan passion di dunia teknologi, ia membuktikan bahwa mimpi dapat menjadi kenyataan dengan usaha dan kerja keras.