Arus Dana Asing yang Masuk RI Semakin Deras Hingga April 2019

Arus dana asing masih keluar masuk pasar saham Indonesia secara deras. Hal ini terlihat sejak beberapa waktu lalu. Pada pekan lalu Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan aksi jual saham oleh asing yang cukup besar.Tercatat jual bersih asing di periode perdagangan pada pekal lalu mencapai Rp2,31 triliun.

Pada pasar reguler masih mendominasi aksi jual oleh asingsebesar Rp 1,65 triliun. Sementara pada pasar negosiasi dan pasar tunai aksi jual asing sebesar Rp 653,33 miliar. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabi, antara lain fund manager yang saat ini mulai berbenah.

Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International, Harry Su mengungkapkan bahwa beberapa fund manager sedang berbenah sebelum penutupan buku akhir tahun 2018. Menurutnya peluang investasi saham yang masuk ada di 2019, investor dapat melihat saham yang lebih rendah risiko dan likuiditas yang tinggi.

Harry Su menambahkan bahwa hal tersebut menjadi mekanisme pertahan terhadap peningkatan volatilitas pasar. Yang dapat menjadi pilihan adalah sektor konsumer. Ini karena arus asing untuk keluar ataupun masuk masih akanter jadi hingga April 2019.

Apabila melihat data RTI di penutupan perdaangan akhir pekan kemarin tercatat 5 saham yang paling banyak ditinggalkan asing adalah PT BankCentral Asia  Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Merdeka Copper Gold Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PTAdaro Energy Tbk.

Analis Senior CSA Research Intitute Reza Priyambada mengungkapkan bahwa ada beberapa sentimen yang cukup berpengaruh terhadap pergerakan asing menjadi cukup dinamis. Khususnya dari sentimen global. Rilis data global juga menunjukkan bahwa ada perlambatan yang diakibatkan dari perang dagang hingga permasalahan yang terjadi di Eropa.

Pada kondisi tersebut maka pihaknya merekomendasikan untuk melihat saham yang masih diincar asing dari nett buy asing. Adapun terdapat beberapa saham yang direkomendasikan pihaknya antara lain UNVR, BBNI, UNTR,HOKI, dan WSKT. Untuk BBNI pihaknya merekomendasi maintain buy selama bertahandi atas level Rp 8.500 per saham.