PT General Energy Bali (GEB) telah memasang teknologi canggih serta ramah lingkungan di PLTU Celukan Bawang. Teknologi itu diklaim mampu mengendalikan gas limbah di Celukan Bawang.
Masalah lingkungan memang kerap menjadi sorotan. Oleh sebab itu, PT GEB tidak main-main dalam menerapkan berbagai Standar Operasional Prosedur (SOP) serta teknologi yang digunakan.
Teknologi Pengolahan Limbah Milik GEB Mampu Mencegah Terjadinya Hujan Asam
Asal tau saja, ada dua teknologi yang dimiliki oleh PT GEB selaku pengelola PLTU. Teknologi ini dipakai untuk mengendalikan gas yang dapat membahayakan warga dan wisatawan.
Kedua teknologi tersebut yakni Flue Gas Desulphurisation (FGD) dan Electrostatic Precipitator (ESP). FGD berperan sebagai penangkap sulfur untuk menghindari terjadinya hujan asam. Sedangkan ESP digunakan untuk menangkap abu dari proses pembakaran hingga 99,5 persen sebelum dikeluarkan melalui cerobong asap.
Ada dua jenis abu yang dihasilkan dari pembakaran, yakni Fly Ash dan Bottom Ash. Fly Ash merupakan abu yang berukuran sangat kecil. Sedangkan Bottom Ash adalah abu yang menempel pada dinding-dinding pipa yang dihasilkan dari proses pembakaran.
Penanganan dampak lingkungan sebagai akibat penggunaan batubara di PLTU Celukan Bawang telah dilakukan secara maksimal oleh PT GEB dengan cara menggunakan teknologi canggih dalam penggunaan limbah batubara.
Tak hanya dalam hal pengolahan limbah, pasokan batubara juga disimpan dalam kubah tertutup yang disebut dengan sistem closed coal yard. Dengan demikian, seluruh batubara yang tersimpan tidak akan mengontaminasi lingkungan.
Abu hasil pembakaran batubara yang dihasilkan, secara teratur diangkut oleh perusahaan pengelola limbah bahan berbahaya dan beracun.
PT GEB meyakinkan, pengelolaan limbah yang dihasilkan dari pembakaran batubara sudah dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan Lingkungan Hidup yang berlaku.