PLTA Kayan Siap Konstruksi, Sungai Kayan Perlu Sedikit Penyesuaian

PLTA Kayan akan memanfaatkan debit Sungai Kayan yang tinggi. Jika telah beroprasi, listik PLTA Kayan mampu pasok kebutuhan listrik di Kalimantan.

Akhir tahun 2019, salah satu target pembangunan yang dimiliki Indonesia akan mulai dilaksanakan, yaitu pembangunan PLTA Kayan. PLTA ini jadi salah satu komitmen Indonesia dalam menghadirkan sumber energi baru dan terbarukan (EBT). PLTA Kayan akan memanfaatkan aliran Sungai Kayan, salah satu sungai terbesar di Kalimantan Utara.

PLTA Kayan jadi bukti potensi besar yang dimiliki Sungai Kayan

Selama ini, Sungai Kayan memang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan berbagai jenis kegiatan. Salah satunya dimanfaatkan sebagai destinasi wisata. Tempat wisata di Sungai Kayan berada di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara.

Di kawasan tersebut, masyarakat sering menghabiskan waktu untuk sekedar duduk dan berbincang, terutama saat pagi dan sore hari. Kedua waktu tersebut memang jadi favorit karena pemandangan matahari terbit dan terbenam di kawasan Sungai Kayan sangat indah. Tidak hanya itu, banyak juga yang memanfaatkan taman tersebut sebagai tempat olah raga jogging.

Meski tepian Sungai Kayan sering jadi rujukan wisata, namun fasilitas umum yang tersedia belum maksimal. Salah satunya adalah toilet umum. Toilet di kawasan taman belum sebanding dengan jumlah pengunjung. Sehingga perlu ada penyesuaian sedikit untuk memajukan potensi wisata di sekitar Sungai Kayan.

Selain digunakan sebagai PLTA Kayan, Sungai Kayan juga jadi rujukan wisata warga sekitar (pergimulu.com)

Penyesuaian tidak hanya mencakup kebutuhan pariwisata saja, kondisi sungai sendiri juga perlu sedikit penyesuaian. Hal ini juga masuk ke dalam agenda pembangunan PLTA Kayan. Salah satu penyesuaian yang dibutuhkan adalah pengerukan Sungai Kayan.

Pengerukan sungai nampaknya perlu dilakukan guna kepentingan mobilisasi peralatan dan material. Pengerukan tidak dapat dihindari. Kondisi topografi di Kabupaten Bulungan yang cukup sulit mengharuskan mobilisasi peralatan dan material dilakukan melalui sungai. Pengangkutan material dan peralatan sebagian telah dilakukan dari jalur darat, namun hanya sebagian. Beberapa alat dan material berat harus dimobilisasi melalui sungai.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara Risdianto juga sempat mengutarakan penyesuaian tersebut. Dilansir dari korankaltara.com, ia mengatakan untuk sampai ke lokasi pembangunan, mobilisasi harus melalui akses yang sulit sehingga Sungai Kayan harus dikeruk.

“Itu membutuhkan jarak sangat jauh dengan alur sungai yang sangat terbatas, sehingga kemungkinan mereka itu hanya bisa sampai di Bayangkara (Tanjung Palas Barat), baru bisa memobilisasi harus lewat darat. Sementara kita tahu infrastruktur tidak mendukung. Tentunya mereka harus ada semacam pengerukan sampai daerah lokasi titik pembangunan konstruksinya,” kata Risdianto.

Ke depannya, PLTA Kayan akan membantu mencukupi kebutuhan listrik di Kalimantan. Bahkan akan mencukupi kebutuhan listrik di ibu kota baru Indonesia, yakni Kalimantan Timur.