PLTA Kayan akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia. Untuk membangun PLTA tersebut, dipastikan butuh ribuan pekerja.
Membangun PLTA Kayan tentu membutuhkan proses panjang dan usaha yang besar. Meski mulai dirancang dari tahun 2009, realisasi pembangunannya baru terlaksana sepuluh tahun berikutnya. PLTA ini rencananya akan dibangun akhir tahun 2019. PT Kayan Hydro Energy (PT KHE) akan memimpin pembangunan PLTA Kayan secara langsung.
PLTA Kayan Manfaatkan Pekerja Lokal
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, dipastikan akan beri banyak peluang bagi para pekerja. Khususnya kepada para pekerja yang berasal dari Bulungan dan sekitarnya. Diprediksi jumlah kebutuhan pembangunan PLTA Kayan akan mencapai ribuan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Sudjati, Bupati Bulungan. Dikutip dari korankaltara.com, Ia menjelaskan, Pemkab Bulungan akan memberikan fasilitas kepada para pekerja yang berupa pelatihan keterampilan. Sudjati berharap agar para pekerja Bulungan tidak hanya menjadi buruh, namun dapat menjangkau beberapa posisi dalam pembangunan mega proyek tersebut.
“Memang untuk tenaga kerja itu 80 dan 20 (persen). Jadi 80 persen dari sini, 20 itu dari sana, mungkin dari Cina juga itu. Ada ribuan itu, ya tenaga kerja dari sini bisa dari mana saja,” kata Bupati Bulungan, Sudjati.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Kepala Bappeda dan Litbang Bulungan, M Isnaini. Ia menjelaskan, Pemkab Bulungan berharap para tenaga kerja lokal mampu masuk ke semua lini pekerjaan. Oleh karena itu, pelatihan dan pendidikan perlu untuk diadakan.
“Karena kita mau, semua tenaga di sana itu hampir semua lini kita bisa masuk. Nah, bagaimana caranya, pihak perusahaan sejak dini mempersiapkan tenaga kerja lokal untuk dikembangkan, dididik. Supaya semua lini pekerjaan yang dikerjakan perusahaan itu bisa masuk,” ujarnya.
Direktur PT KHE, Andrew Suryali, membenarkan bahwa pihaknya akan membutuhkan tenaga kerja banyak. Ia menyampaikan, nantinya ada sekitar 2.000 tenaga kerja yang diperlukan. Namun tidak menutup kemungkinan kebutuhan jumlah pekerja akan bertambah. Penambahan akan dilakukan sesuai kebutuhan hingga 3.000 tenaga kerja.
Untuk masalah tenaga kerja lokal, KHE berjanji akan mengoptimalkan potensi para pekerja. KHE juga berencana akan menjalin kerja sama dengan universitas yang ada di sekitar Kalimantan.
“Untuk tenaga kerja lokal itu sudah ada komitmen dari PT KHE sendiri untuk mengoptimalkan. Bahkan kita juga diharapkan bisa bekerjasama dengan universitas yang ada di sini, terkait persiapan tenaga kerja,” kata Andrew Suryali.
Terkait pelatihan persiapan tanaga kerja pembangunan PLTA Kayan, Andrew Suryali siap untuk memberikannya. Ia mencontohkan pembangunan sekolah pelatihan kerja yang ada di Bali yang dibangun untuk memfasilitasi pekerja yang akan direkrut. Hal yang sama akan dilakukan juga di Bulungan.