Harga batu bara kembali mengalami kenaikan setelah sempat tertekan selama dua hari berturut-turut. Pada Kamis (5/9), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan ini ditutup di angka US$141 per ton, mengalami kenaikan sebesar 1,08% dibandingkan hari sebelumnya. Namun, meskipun terjadi lonjakan, tren harga batu bara secara keseluruhan masih dalam kondisi negatif.
Dalam dua hari sebelumnya, harga batu bara anjlok lebih dari 3%, dan meski pada hari terakhir harga naik, secara mingguan harga masih turun 1,57%. Bahkan, dalam sebulan terakhir, harga batu bara terpangkas hingga 3,09%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh faktor cuaca dan ekonomi di China, yang merupakan produsen, konsumen, serta importir batu bara terbesar di dunia.
Curah hujan yang tinggi di China memicu peningkatan cadangan air pada bendungan-bendungan negara tersebut, yang akhirnya berdampak pada berkurangnya permintaan akan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
Akibatnya, pembangkit listrik berbasis batu bara di China mencatat penurunan sebesar 5,1% secara tahunan (year-on-year) pada kuartal II-2024, meskipun secara keseluruhan produksi listrik di negara itu mengalami peningkatan 4,8%.
Kondisi ini memberikan tekanan tambahan pada harga batu bara, mengingat China memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan harga batu bara global. Dengan kondisi cuaca yang tak menentu, investor kini lebih berhati-hati dalam menentukan prospek harga batu bara ke depan.
Analisis Teknikal: Harga Batu Bara Masih di Zona Bearish
Dari sisi teknikal, batu bara masih terperangkap dalam zona bearish. Indikator Relative Strength Index (RSI) menunjukkan angka 43,88, yang berarti harga masih cenderung melemah. Selain itu, indikator Stochastic RSI berada di angka 0, mengindikasikan kondisi yang sangat jenuh jual (oversold).
Meski demikian, peluang kebangkitan harga tetap ada. Jika harga batu bara mampu menembus pivot point di level US$143 per ton, maka target resisten selanjutnya berada di US$145-146 per ton. Namun, jika harga justru menembus support di US$139 per ton, kemungkinan besar harga akan turun lebih dalam hingga US$135 per ton.
Demikian informasi seputar pembaruan harga batu bara terkini. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Ollowearables.Com.