Harga batu bara mengalami lonjakan pada perdagangan Selasa (27/8), didorong oleh kenaikan harga gas alam dan pengetatan pasokan global. Data Barchart menunjukkan bahwa kontrak berjangka batu bara Newcastle untuk pengiriman September 2024 meningkat sebesar 1,51 persen secara harian menjadi USD147,50 per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka batu bara Eropa atau API 2 untuk bulan depan naik USD1 menjadi USD119,75 per ton di Ice Futures, mencapai level tertinggi sejak minggu lalu. Kenaikan ini dihubungkan dengan isu terkait gas dan ketidakstabilan geopolitik.
Seorang analis batu bara dari perusahaan perdagangan Eropa menyatakan, kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan pipa akibat konflik antara Rusia dan Ukraina turut berperan dalam kenaikan harga ini, seperti dikutip dari MontelNews.
Selain itu, kontrak gas alam TTF Eropa juga mengalami kenaikan ke level tertinggi dalam satu pekan menjadi EUR38,82 per MWh di ICE Index, seiring dengan kekhawatiran mengenai pasokan. Pembatasan pasokan Rusia, yang dihubungkan dengan kendala logistik antara tambang dan pelabuhan, turut mempengaruhi kenaikan harga batu bara.
Ekspor batu bara Rusia bulan ini diperkirakan turun ke level terendah tahun ini, mencapai hanya 12,7 juta ton, menurut perkiraan DBX. Meskipun batu bara Rusia telah dilarang di Eropa sejak Agustus 2022 akibat perang di Ukraina, penurunan ekspor tersebut dapat berdampak signifikan pada pasokan batu bara global dan meningkatkan persaingan untuk bahan alternatif.
Di sisi lain, persediaan batu bara gabungan di empat terminal utama Amsterdam, Rotterdam, atau Antwerp (ARA) diperkirakan menurun 0,11 juta ton dalam sepekan menjadi 4,4 juta ton, level terendah sejak April 2022. Penurunan ini didorong oleh lemahnya permintaan dari sektor pembangkit listrik dalam beberapa bulan terakhir, seperti yang diungkapkan oleh analis kargo curah kering dari perusahaan pialang kapal.
Demikian informasi seputar . Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Ollowearables.Com.