Financial Technology, Solusi Kemudahan dan Kecepatan Pembiayaan

Industri financial technology (fintech) di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Selain banyak penyelenggara yang sudah banyak, pinjaman melalui fintech juga terus meningkat. Kemudahan dan kecepatan proses pinjaman merupakan alasan banyak orang memilih menggunakan fintech dibandingkan dengan lainnya.

Hal ini juga yang dirasakan oleh Diah Amelia, karyawan perusahaan swasta yang berdomisili di Jakarta yang memanfaatkan fintech untuk memenuhi kebutuhan mendadak.

Menurutnya fintech cukup mudah dan hanya butuh waktu setengah jam dana langsung masuk apabila data yang diajukan sudah komplit.

Meski tidak semua perusahaan fintech mampu memberikan kucuran pinjaman secepat itu, tetapi hal ini membuktikan bahwa fintech dapat menjadi solusi untuk mempercepat biaya pinjam. Diah menambahkan sesuai dengan pengalamannya, dana tersebut paling lambat 3 hari.

Selain melakukan peminjaman melalui fintech, Diah juga pernah mengajukan pinjaman jredit tanpa agunan di bank swasta. Menurutnya prosesnya cukup lama dan lebih ribet. Pinjaman melalui fintech jauh lebih mudah apalagi dalam memenuhi kebutuhan mendesak. Berbeda jika kita meminjam ke orang lain secara konvensional karena tidak semua orang memiliki dana yang diperluakan.

Diah kerap melakukan pinjaman melalui fintech pda akhir bulan. Pinjaman tersebut bervariasi antara Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Menurutnya, bunga dari pinjaman fintech memang lebih besar. Namun hal tersebut tidak menjadi kendala mengingat proses yang didapatkan cukup memuaskan, yakni masalah kemudahan dan kecepatan proses pinjaman.

Selain Diah, seorang make artist Nancy Smbolon juga merasakan manfaat adanya fintech. Menurutnya, pinjaman fintech tersebut banyak membantu dalam usaha yang dijalankan saat ini. Seperti pengalaman yang pernah dialami ketika ia membutuhan peralatan make up mendadak. Dengan fintech semua kebutuhan akhirnya dapat dipenuhi dengan mudah.

Perlu diketahu, menurut data Otoritas Jasa Keungan, jumlah pinjaman fintech terus bertambah di Indonesia. Pada Januari 2018, akumulasi jumlah borrowe berjumlah 330.154 dan pada Juni 2018 jumlahnya naik drastis mencapai 2.264.438. Peningkatan tersebut mampu mendorong tumbuhnya nominal pinjaman.