Kabupaten Buleleng menempati urutan ke lima dalam pemerataan pertumbuhan jumlah investor saham. 20 Mei 2018 Kepala BEI Denpasar, Agus Andiyasa di Denpasar mengatakan bahwa. Jumlah investor saham pasar modal di Bali mulai merata meski pertumbuhan tertinggi didominasi di Kabupaten Badung dan Denpasar.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar menyasar pertumbuhan merata jumlah investor saham di Bali untuk mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat setempat.
Tercatat selama tahun 2017, jumlah investor saham di Bali mencapai 10.700 orang dan selama empat bulan pertama tahun ini jumlah investor mendekati 12 ribu orang. Begitu juga dengan jumlah subrekening efek meningkat selama 2017 mencapai 12.600 rekening dan periode Januari – April 2018 menjadi 14.200 rekening.
Agus mengakui investor saham itu sebagian besar berasal dari Badung dan Denpasar dengan rincian mencapai 2.100 dan 6.500 per April 2018. Meski demikian, semua kabupaten/kota di Bali terdapat investor yang tahun ini juga tumbuh positif per April 2018, yakni Gianyar sebanyak 812 orang, Tabanan (771), Buleleng (700) dan Jembrana (313).
Kabupaten lain juga mengalami pertumbuhan, seperti Karangasem sebesar 309 investor, Klungkung (298), dan Bangli (177). Pertumbuhan yang merata itu, dilakukan dengan membina sumber daya manusia BEI, termasuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan sumber investasi jangka panjang tersebut. Jika ditinjau dari latar belakang pekerjaan, Agus menjelaskan para investor sebagian besar merupakan pegawai swasta kemudian disusul mahasiswa, pegawai negeri, dan latar profesi lainnya.
Pada lain sisi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna, M.M., optimis pascaledakan bom di Surabaya beberapa waktu lalu tidak akan memberikan dampak pada sektor pariwisata Bali khususnya Buleleng.
Ia menegaskan, berdasarkan pantauannya di sejumlah objek wisata di Buleleng masih beraktvitas normal dan belum ada dampak penurunan kunjungan wisatawan yang signifikan. “Sampai saat ini belum ada kami terima laporan terkait pembatalan kunjungan ke Buleleng meski sudah dikeluarkannya “travel advice” dari luar negeri untuk warganya, namun kunjungan wisman masih normal,” ungkapnya.