Gempa-Tsunami Palu dan Donggala Jadi Sorotan Dunia

Bencana Alam Gempa dan Tsunami memang tidak dapat dipredeksi. Seperti halnya yang terjadi di Palu dan Donggala, Sabtu 28 september 2018 lalu. Banyak warga yang panik akibat tanah berguncang dan selanjutnya disusul gelombang pasang setinggi 2-6 meter. Gelombang tsunami tersebut bahkan memiliki kecepatan sampai 200-400 km/jam. Tsunami tersebut berasal dari laut di Selatan Makassar pada sore hari.

Gempa yang disusul dengan tsunami menewaskan lebih dari 800 orang dan ratusan orang luka-luka. Dengan korban jiwa yang diperkirakan terus bertambah tersebut menjadikan bencana alam di Palu dan Donggala tersebut sebagai salah satu yang paling tragis dalam sejarah Indonesia.

Bahkan gempa dan tsunami ini menjadi sorotan dunia. Beberapa media asing menyorot bencana alam yang menewaskan 800 orang yang datang secara mengejutkan. Sementara media asing lainya memberitakan tentang jumlah korban tesa yang diperkirakan bisa mencapai ribuan jiwa mengingat hingga saat ini masih banyak orang yang belum ditemukan. Korban yang mencapai 800 orang tersebut beru di Kota Palu, sedangkan di wilayah Donggala masih belum sepenuhnya terevakuasi mengingat sulitnya akses menuju ke sana.

Media Australia ABC.net.au mnyoroti jumlah korban akibat gempa dan tsunami di Palu-Donggala, dengan judul berita “Indonesian tsunami: 832 confirmed dead, affected area bigger than initially thouht”

Media Australia tersebut menyebutkan korban tewas yang disebabkan gempa dan tsunami Indonesia telah meningkat menjadi 832 orang, pejabat negara telah mengonfirmasi, dengan jumlah korban tewas yang diperkirakan terus bertambah.

Pemerintah pusat telah turun tangan membantu pemerintah daerah baik di Palu maupun Donggala, Sulawesi Tengah. Hal ini karena bencana tersebut telah mengakibatkan kehancuran infrastruktur secara signifikan sehingga menghambat proses distribusi bantuan.

Ribuan rumah yang roboh, termasuk rumah sakit dan fasilitas lainnya membuat evakuasi terhambat. Selain itu minimnya alat berat juga menyebabkan evakuasi di lokasi bencana menjadi susah. Listrik di Palu dan Donggala saat ini masih padam, begitu juga jaringan telekomunikasi di kedua wilayah tersebut masih mati.