Ricuh soal Tahu Lenyap dari Pasar Jakarta-Depok, Harga Tempe Melonjak  Hampir 100 Persen

Dikabarkan bahwa harga tempe melonjak naik hampir 100 persen. Penjual olahan kedelai kini hanya menjual tempe sejak Senin (5/12) dengan harga yang melonjak nyaris 100 persen. Pasalnya, sejak awal pekan ini tahu ‘menghilang’ dari pasar Jakarta maupun Depok. Di PD Pasar Jaya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ipang selaku penjual tahu dan tempe tak lagi menjajakan tahu. Ia menuturkan sudah sejak Senin (5/12) kemarin tahu tidak dijual.

“Tahu gak ada, dua hari demo (dari Senin). Sekarang ada demo Paguyuban Penjual Tahu se-Jabodetabek dan Banten. Mogok, semua setop produksi, jadi sama sekali (tahu) gak ada,” katanya pada Selasa, 6 Desember.

Menurutnya, kecil kemungkinan mengharapkan penurunan harga kedelai dari pemerintah. Oleh karena itu, langkah ini diambil untuk memberikan kesadaran kepada para pembeli bahwa harga tempe dan tahu bakal mengalami kenaikan harga.

Aksi mogok produksi ini dijadwalkan selesai pada Rabu (7/12) dan bakal dibarengi dengan kenaikan harga tahu sebesar Rp500 per bungkus. Ipang tadinya menjual tahu isi 10 buah dengan harga Rp7.000. Ia bakal kembali menjual tahu pada Kamis (8/12) setelah aksi mogok produksi selesai. Sementara itu, ia masih menjual tempe seharga Rp7.000 per papan.

Di lain sisi, Dwi selaku penjual tahu tempe di Pasar Minggu masih menjajakan stok tahu yang dimilikinya dengan harga melejit hingga Rp10 ribu per bungkus. Namun, ia tak menampik bahwa ada aksi mogok produksi sejak Senin (5/12). “Tahu Rp10 ribu per bungkus. Lagi gak ada stok, pada demo. Tadinya Rp7.000- Rp8.000 per bungkus. Kalau tempe masih Rp6.000,” ujarnya.

Harga Tempe Melambung Tinggi, Rakyat Bakal Makin Tergencet?

Di Pasar Kemiri Muka, Depok, Jawa Barat, tahu juga tak dijual. Para penjual kompak mengatakan bahwa ada demo atau mogok produksi dari paguyuban penjual tahu. Yuni selaku penjual tahu dan tempe di Pasar Kemiri Muka menjelaskan bahwa akan ada kenaikan harga tahu dalam beberapa hari mendatang. Pasalnya, langkah produsen untuk mengecilkan ukuran tahu dianggap sudah tidak mempan.

“Tahu gak ada, kosong sudah dua hari. Harganya mau naik. Kalau tahu kan sistemnya bos, anak buahnya harus banyak. Bakal ada lagi Kamis (8/12), naik langsung harganya,” kata Yuni.

Kendati, Yuni belum mengetahui harga tahu bakal naik hingga berapa. Terlepas dari harga tahu yang bakal naik, Yuni sudah menaikkan harga tempe terlebih dahulu. Sebelumnya Yuni menjual tempe seharga Rp5.000-Rp6.000 per papan, kini sudah sekitar dua minggu ia menjualnya dengan harga Rp10 ribu per papan atau naik hampir 100 persen.

Senada, Kasno juga sudah menjual tempe dengan harga Rp10 ribu per papan sejak dua minggu lalu. Bahkan, ia mengatakan harga tempe berpotensi naik menyentuh Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per papan. “Tahu gak ada sampai Kamis (8/12). Kedelainya mahal banget, pada impor. Sekarang Rp15 ribu kedelai per kg. Tahu sebelumnya Rp6.000-Rp7.000 per bungkus isi 10 pcs, nanti bakal naik lagi,” papar Kasno.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyinggung soal harga kedelai. Ia menegaskan sudah ada rapat dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Bulog mengimpor 350 ribu ton kedelai dari Amerika Serikat (AS).

“Masuknya kira-kira 45 hari, dari AS, mungkin akhir Desember 2022. Nanti belinya kira-kira Rp11 ribu per kg, jualnya antara Rp10 ribu. Kalau beli Rp12 ribu, jualnya Rp11 ribu. Jadi jualnya antara Rp10 ribu-Rp11 ribu per kg, sehingga nanti harga tempe tahu akan terjaga,” kata Zulhas kepada wartawan di The Westin Hotel Jakarta pada Selasa, 29 November lalu.